PEMERINTAH INDONESIA DAN KASUS
HAM BERAT DI ACEH
(Sebuah Harapan Korban Konflik untuk Mendapatkan Keadilan)
Konflik antara Gerakan Aceh
Merdeka (selanjutnya disebut GAM) dengan Pemerintah RI, yang dimulai sejak
ASNLF didirikan di Gunong Halimon, Pidie, pada 4 Desember 1976, telah
melahirkan reaksi keras dari Jakarta.
Sepanjang tahun 1977 hingga 2005,
ada 16 Operasi Militer (OM) yang digelar dalam rangka menumpas perlawanan GAM
yang dipimpin oleh Wali Nanggroe Aceh Tgk. Hasan di Tiro, dan dibantu oleh
sejumlah pendukungnya. Akibat dari operasi-operasi tiada henti tersebut belasan
ribu nyawa melayang, mayoritas adalah sipil tak bersenjata. Ratusan perempuan
dan anak-anak dibawah umur diperkosa secara keji dan biadab, dan segala bentuk
kejahatan kemanusiaan lainnya seperti penghilangan, penculikan, adu domba, rumah
warga, sekolah dan pesantren (Dayah) dibakar tanpa belas kasihan. Penganiayaan dan
pembunuhan bahkan pembantaian secara massal yang dipersaksikan langsung oleh anak isteri atau anggota keluarga
lainnya (ini sungguh sangat membunuh mental yang menyaksikan) bahkan tidak
sedikit yang kemudian menjadi gila atau stress berkepanjangan.
( Anggota TNI sedang melakukan Operasi Militer di Pedalaman Aceh) |
Berikut ini 16 Operasi Militer
yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata RI (ABRI) baik dari unsur TNI maupun
POLRI (kini keduanya terpisah dalam organisasi berbeda dan dengan UU
tersendiri) :
- Operasi Nanggala (1977 - 1982)
- Operasi Siwah (1982 - 1989)
- Operasi Jarring Merah (DOM I-IX) (Mei 1989 - 7 Agustus 1998)
- Operasi Wibawa (Januari - April 1999)
- Operasi Sadar Rencong I (Mei 1999 - Januari 2000)
- Operasi Sadar Rencong II (Februari - Mei 2000)
- Operasi Cinta Meunasah I (Juni - September 2000)
- Operasi Cinta Meunasah II (September 2000 - Februari 2001)
- Operasi Pemulihan Ketertiban dan Hukum I (Februari - Agustus 2001)
- Operasi Pemulihan Ketertiban dan Hukum II (September 2001 - Februari 2002)
- Operasi Pemulihan Ketertiban III (Februari - November 2003)
- Operasi Darurat Militer I (19 Mei - 18 November 2003)
- Operasi Darurat Militer II (19 November 2003 - 18 Mei 2004)
- Operasi Darurat Sipil I (19 Mei 2004 - 18 November 2004)
- Operasi Darurat Sipil II (19 November 2004 - 18 Mei 2005)
- Tertip Sipil (19 Mei 2005 - 4 Agustus 2005)
Itulah beberapa Operasi Militer
yang dilakukan oleh Pemerintah RI dalam hal ini ABRI. Sejak tahun 1977 hari
demi hari berlalu tidak begitu saja, tapi Aceh saat itu dipenuhi darah dan air
mata, tangisan terdengar dimana-mana.
Tapi kini Aceh telah Damai akibat
proses Penandatanganan Nota Kesepahaman antara RI dan GAM pada 15 Agustus di
Helsinski Finlandia, tapi pelanggar HAM berat itu pun belum diadili sesuai
dengan amanat MoU Helsinski. Janda dan anak yatim akibat kekejaman perang itu
menunggu penuh harap akan keadilan terhadap ayah dan suami mereka, keadilan
kepada isteri dan ibu mereka, terhadap anak dan cucu mereka, terhadap harta
benda mereka, terhadap fisik dan mental mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar